Sinergisitas Unimal-BNN Untuk Mengatasi Kultivasi Ganja di Aceh

Dosen Agroekoteknologi Universitas Malikussaleh menjadi narasumber dalam kegiatan Bimbingan Teknis Stakeholder pada Kawasan Rawan Narkoba di Provinsi Aceh yang dilaksanakan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) Pusat.

Bimtek tersebut mengusung tema “Optimasi Hasil Pertanian di Kecamatan Sawang, untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Desa Dalam Upaya Penanganan Kawasan Kultivasi Tanaman Ganja” dilaksanakan pada Hotel Grand Sydney Lhokseumawe, Kamis (8/6/2023).

Pelaksanaan bimtek tersebut bertujuan untuk mengoptimasi hasil pertanian di Kecamatan Sawang Aceh Utara untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dalam upaya penanganan kawasan kultivasi tanaman ganja di Aceh. Bimtek juga dimaksudkan untuk mencari masukan dan membangun sinergitas di antara stakeholder di Aceh.

sinergisitas BNN

 

Brigjen Pol Ir Sukandar selaku Kepala BNN Aceh dalam sambutannya mengatakan bahwa Aceh Utara merupakan daerah yang rawan narkoba, baik ganja maupun sabu. BNN berkewajiban menjaga dan melindungi masyarakat, khususnya generasi muda dari paparan narkoba.

“Untuk Itu, BNN terus berupaya guna mengurangi peredaran narkoba di Aceh, salah satunya dengan mengalihkan masyarakat dari kultivasi ganja ke tanaman pertanian. Kisah sukses petani dari kultivasi ganja ke tanaman pertanian ada di Kabupaten Gayo Lues. Petani ganja di sana saat ini sukses menanam tanaman kopi dan sekarang sudah mengekspornya ke starbucks Amerika Serikat,” kata Sukandar.

Turut hadir pada kegiatan tersebut adalah Drs Yuki Ruchimat MSi selaku Direktur Peran Serta Masyarakat BNN, Saiful Fadhli MSi selaku Kepala BNN Kota Lhokseumawe. Di samping itu hadir juga perwakilan pemerintah Kabupaten Aceh Utara dan dinas terkait serta masyarakat Kecamatan Sawang. Unimal sendiri mengirim lima orang peserta yaitu Fadli MSi, Hendrival MSi, Dr Laila Nazirah MP, dan Dr Prama Hartami MSi.

Dr. Ismadi sebagai narasumber dari Unimal menyatakan bahwa salah satu cara untuk mengurangi kultivasi ganja di Kecamatan Sawang adalah dengan mengalihkan petani dengan menanam tanaman hortikultura seperti durian dan tanaman perkebunan yang merupakan potensi lokal Kecamatan sawang seperti pinang.

“Bentuk keterlibatan Unimal dalam mendukung program BNN tersebut adalah dengan pelaksanaan penelitian guna mencari solusi terhadap permasalah pertanian. Di samping itu dapat juga dilaksanakan program pengabdian kepada masyarakat guna mendampingi petani dalam pelaksanaan program. Dalam kegiatan ini, dapat juga melibatkan mahasiswa dalam bentuk KKN dan penelitian,” ujar Ismadi.

Fadli sebagai perwakilan Unimal menyatakan, sinergisitas perlu lebih ditingkatkan antar pihak terkait agar program program lebih berhasil.

Sementara itu Laila Nazirah menyarankan, perlu diperhatikan dan programkan untuk menanam tanaman yang bernilai tinggi sehingga masyarakat mau meninggalkan tanaman ganja seperti tanaman nilam Aceh.

Di samping pemateri dari Unimal, juga hadir Rieska Dwi Widayati  MSi pemateri dari BNN Pusat, Herry Sofia Darma MAP dari Kesbangpol dan Siti Aisyah SP dari Dinas Pertanian dari Aceh Utara.

Menurut Rieska Dwi Widayati, program pengurangan kultivasi tanaman ganja di Kecamatan Sawang akan berlangsung selama enam tahun, mulai dari persiapan dan koordinasi sampai desa tujuan menjadi desa mandiri dan produktif.

“Kunci sukses ini terletak pada sinergitas stakeholder, partisipasi aktif masyarakat, dukungan dunia usaha, sustainability program, evaluasi dan pengawasan program, dan dukungan stakeholder,” pungkas Rieska Dwi Widayati.[tmi]

Program Studi Agroekoteknologi

Kampus Utama Cot Tengku Nie Reuleut,
Muara Batu, Aceh Utara,
Provinsi Aceh, Indonesia
Telp : +62.645.41373
Fax : +62.645.44450
fp[@]unimal.ac.id

Gedung Fakultas Pertanian

Image

Civitas Akademika

Link Literasi